Tuesday, December 6, 2011

Devil Inside the Breeze (File 1)



Incheon Airport, International arrival gate…
Seorang perempuan berpakaian serba hitam keluar dari bandara. Dia berhenti sejenak di dekat tempat sampah. Membuang permen karet yang sedari tadi dikunyahnya sambil menggumamkan sesuatu.

“Park Jungsoo, kehancuranmu telah datang” katanya tersenyum sinis sambil memakai kacamata hitamnya, kemudian melanjutkan jalannya dan menghilang.

@ @ @
Di tempat lain, Studio 1 SBS…
Super Junior mempromosikan album keempat mereka…

“Uri Syupe Juni OEYO!!!” teriak kesepuluh member.

“Waah, Uri Super Junior, sudah mau meluangkan waktu datang ke acara kami, Nomu Kamsahaeyo” kata MC sekaligus menutup acara talk show sore itu.

@ @ @
Ruang ganti…

“Hyung, setelah ini schedulenya apa?” tanya Eunhyuk pada manajer Suju sambil melepaskan Mic dari bajunya.

“Setelah ini kosong. Kalian bisa beristirahat di dorm sampai besok siang.” Jawab manajer mereka dan langsung mendapat respon teriakan senang dari member.

“Hyung, bisakah kau menyuruh orang mengantar mobilku ke tempat biasa?” tanya Eeteuk pada manajernya.

“Kau tidak pulang ke dorm lagi hari ini?”

“Aniyo. Aku ada urusan. Mungkin sampai larut malam. aku tidur di apartemenku sendiri saja” jawabnya sambil memakai kostum penyamaran favoritnya, hoodie berwarna hitam lengkap dengan kacamata hitamnya.

“Baiklah kalau begitu. Aku akan menyuruh orang untuk mengantar mobilmu”

“Gomawo Hyung” kata Eeteuk tersenyum.
Eunhyuk yang mendengar percakapan Eeteuk dan manajernya hanya menggelengkan kepala sambil mendekati hyung yang paling disayanginya itu.

“Kau tidak pulang ke dorm lagi hari ini?” tanyanya pada Eeteuk.

“Ne”

“Tidur di apartemenmu sendiri?”

“Hu um. Aku ada sdikit urusan”

“Apa yang kau maksud urusan itu melamun sepanjang malam di café sebelah timur sungai Han itu? Breeze café? ”

Eeteuk yang kaget dengan perkataan Eunhyuk menoleh padanya.
“Darimana kau tahu Hyuk?” tanyanya curiga.

“Apa kau mengikutiku?”

“Hyung, Kau kira aku tak tahu?” kata Eunhyuk kalem. Membuat Eeteuk semakin tercengang.

“Beberapa hari terakhir ini kau tidak pulang ke dorm. Ku kira kau ada di apartemenmu. Tapi waktu aku ke sana kau tidak ada. Akhirya kuputuskan untuk mengikutimu. Apa yang sebenarnya kau lakukan di sana Hyung? Kau terlihat seperti orang gila!”

“Jangan beritahu yang lain”

“Tak ada yang tahu. Cuma aku dan Yesung Hyung. Aku juga tak tahu Yesung Hyung bisa tahu darimana”

Keduanya terdiam, Eunhyuk menunggu barangkali Eeteuk ingin mengatakan sesuatu padanya. Tapi Eeteuk hanya diam, tak ingin mengucapkan sepatah katapun. Akhirnya Eunhyuk yang memulai percakapan lagi.

“Hyung. Kau sebenarnya ada masalah apa?”

“Tak ada”

“Gotjimal hajimayo Hyung. Kau tak mungkin bersikap seperti ini jika tak ada masalah”

“Sudahlah. Cepat pulang sana. Yang lain pasti sudah menunggumu”

Tak lama setelahnya masuklah Donghae dengan muka bersungut-sungut.

“YA! Hyuk jelek! Kau mau pulang tidak?! Kami sampai kering menunggumu di Lobby!”

“Iya iya! Sebentar lagi! Bawel sekali kau ini!”
Pletakk!!! Donghae menjitak kepala Eunhyuk.

“Kau pikir gara-gara siapa aku jadi bawel begini hah?! Ppalliwa!! Aku tunggu di bawah” Donghae berjalan keluar, lalu seperti mengingat sesuatu, dia kembali lagi dan menghampiri Eeteuk yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Hyung, taksi yang kau pesan sudah menunggumu di luar. O iya, jangan terlalu banyak minum dan begadang Hyung. Matamu terlihat makin cekung.” Katanya sambil menepuk bahu Eeteuk pelan lalu keluar.

Eeteuk kembali tertegun. Ternyata dongsaengnya bisa merasakan kalau ada masalah. Tapi mereka tak mengejar-ngejar dan bertanya, kecuali Eunhyuk, yang memang tidak sabaran. Dia sangat beruntung memiliki dongsaeng yang perhatian padanya.

Eeteuk merapikan semua propertinya dan bergegas keluar dari gedung. Hari ini dia akan menanti lagi. Menanti perempuan yang dicintainya. Hari ini dia harus bertemu dengan perempuan itu.

@ @ @
Breeze café, 09.00 PM KST.
Seorang pria berjalan menuju sudut café. Disana sudah duduk seorang pria lagi.

“Eeteuk-ssi, ini kunci mobilmu. Sudah kuparkir di depan café” kata pria yang ternyata pesuruh manajernya.
Eeteuk menerima kunci mobilnya.

“Gomawo Hyung” katanya sambil memberikan beberapa lembar ribuan won pada pria itu. Pria itu membungkuk dan pergi.

Eeteuk kembali larut dalam lamunannya. Sudah hampir tiga jam dia menunggu. Akhirnya perempuan yang ditunggunya tampak anggun berjalan mendekatinya. Raut wajah Eeteuk yang sebelumnya muram berubah menjadi cerah.

“Akhirnya kau datang juga, jagiya” kata Eeteuk tersenyum.
“Aku hanya punya waktu sepuluh menit. Apapun yang ingin kau katakan, sebaiknya katakan dengan cepat. Tak usah berbelit-belit” kata perempuan bernama Hyosung, kekasihnya. Eeteuk hanya bisa menghela nafas.

“Jagi, maafkan aku. Kumohon jangan marah lagi. Aku dengan Miss Korea itu tak ada hubungan apapun. Sungguh!” katanya sungguh-sungguh. Ingin sekali ia menggenggam tangan Hyosung, tapi tangan itu bersedekap rapi enggan disentuh.

“Tak ada apapun? Lalu apa yang kau lakukan di ulang tahun kedua kita? Kau lupa kan?! Kau  malah asyik sendiri di acara penghargaan dengan Miss Korea itu!” ucap Hyosung setengah menjerit.

“Aku tidak lupa jagi,, aku waktu itu ingin meneleponmu tapi keadaan tak memungkinkan. Harusnya yang datang ke acara itu Siwon, tapi kau tahu sendiri Siwon sakit. Jadi aku yang mengambil tanggung jawab sebagai leader”

“Dan kau meninggalkan kekasihmu seperti orang bodoh di sini. Menunggumu sepanjang malam, berharap kau akan datang dan tak mengulangi kesalahanmu tahun lalu. Terserah kau Leader Super Junior Eeteuk. Aku sudah lelah” tanpa terasa Hyosung meneteskan air mata.

“Jagiyaa,, kau boleh memukulku sesukamu, tampar aku kalau kau mau, tapi kumohon jangan menangis. Aku memang brengsek. Aku berjanji menjagamu tapi yang ada malah makin menyakitimu” Eeteuk  kebingungan melihat kekasihnya menangis.

“Sudahlah. Aku lelah. Pulanglah. Aku juga mau pulang”

“Hyosung-ah, aku tak akan pergi sebelum kau memaafkanku. Aku sangat mencintaimu Seo Hyosung. Kumohon percayalah padaku” katanya berlutut di depan Hyosung.

“Ya! Jungsoo. Apa-apaan kau ini?!” Hyosung kaget dengan perlakuan Eeteuk yang diluar dugaannya.

“Hyosung-ah, aku akui memang aku bodoh, tapi tanpamu aku takkan bisa hidup. Aku tak bisa melepaskanmu begitu saja. Kalau kau meninggalkanku, aku akan bernafas dengan apa?”

“Jungsoo-ya, sudah cepat bangun, orang-orang melihat kita” bisik Hyosung malu, tapi Eeteuk tetap di posisinya, malah mengeluarkan kotak beludru kecil berwarna biru.

“Hyosung-ah, aku berjanji tak akan membuatmu menangis lagi. Maukah kau menikah denganku? Narang gyeorhonhae jullhae?” katanya sambil mengeluarkan cincin.

Hyosung yang sama sekali tak memperkirakan akan dilamar seperti ini tercengang.

“Jungsoo-ah…” bisik Hyosung pelan.

“Please, Seo Hyosung, be mine, be my fiance, be my wife”
Sekali lagi gadis itu meneteskan air mata. Luluh dengan ketulusan yang ditunjukkan Eeteuk. Gadis itu  mengangguk.

“I do” Eeteuk yang mendengarnya langsung menyematkan cincin pertunangan ke jari manis Hyosung dan memeluknya. Hmm.. Sungguh akhir yang bahagia.

Tanpa mereka sadari empat pasang mata memperhatikan mereka dari dalam mobil di seberang jalan.

“Sepertinya berakhir dengan baik” kata Eunhyuk yang disetujui Donghae.

“Ya sudah, ayo kita pulang” kata Sungmin sambil menepuk bahu Siwon yang berada di belakang kemudi. Mobil itupun melaju meninggalkan Breeze café dan dua orang yang sedang berbahagia di dalamnya.

@ @ @
Di tempat lain.

Sebuah apartemen mewah di pusat kota Seoul.
Perempuan berpakaian serba hitam itu mendekati meja resepsionis.

“Saya penghuni baru kamar 1005. Mana kunci saya”
Resepsionis yang kurang senang dengan perkataan perempuan itu memeriksa data penghuni kamar 1005. Namun wajah resepsionis yang awalnya cemberut berubah cerah ketika mengetahui siapa penghuni baru tersebut.

“Oh, jadi anda Soffie Hwang penulis novel terkenal itu? Selamat datang, semoga anda nyaman tinggal di apartemen ini” sambut resepsionis ramah. Perempuan itu hanya menaikkan salah satu sudut bibirnya.

“Saya adalah penggemar karya-karya anda Soffie. Saya sangat menyukai cerita yang anda buat. Maukah anda menanda tangani koleksi saya?” resepsionis itu mengeluarkan sebuah novel berjudul Summer Breeze, novel terbaru karya soffie. setelah menandatangani novel itu Soffie bergegas ke kamarnya tanpa mengatakan apa-apa.

Sampai di depan kamarnya, Soffie tak langsung memasukinya. Dia malah berdiri memperhatikan kamar di sebelahnya, kamar nomor 1004.

Soffie berjalan pelan. Mencoba membuka pintu dengan mengetikkan sandi pengaman.

Cklek! Pintu terbuka. Senyum sinis terulas di bibir gadis itu.

“Cih! Ternyata kau masih sama, Park Jungsoo. Mudah sekali dibaca” gumam gadis itu lalu memasuki ruangan yang tak lain adalah apartemen pribadi Superjunior Leader, Eeteuk.

@ @ @
Di depan rumah Seo Hyosung.

“Kau yakin tak ingin menemaniku di apartemen?” tanya Eeteuk pada tunangannya lagi.

“Besok saja jagi, kau tahu kan, besok aku ada presentasi. Aku harus memenangkan tender besar itu” kata Hyosung.

“Baiklah, kau lebih mementingkan bisnismu daripada tunanganmu ini” Eeteuk mulai merajuk.

“Jagi, kau jangan mulai lagi deh, kalau kau main perhitungan aku bisa menyebutkan seribu dosamu padaku” Hyosung megancam sambil tersenyum.

“Iya iya jagi.. Aku kalah darimu.. Hehehe. Gag papa deh, yag penting hatimu sudah kuikat di sini” Eeteuk menunjuk jantungnya sambil tersenyum.

“Kau ini bisa saja… Kata siap….” Kata-kata sangmi tertahan oleh bibir Eeteuk. Eeteuk mencium Hyosung lama sebelum gadis itu kembali ke rumahnya.

@ @ @
Eteuk kembali ke apartemen pribadinya. Sebenarnya dia ingin kembali ke dorm agar dongsaengnya tidak menghawatirkannya, tapi ini sudah erlalu malam. dia takut akan membangunkan mereka, jadi dia memilih tidur di apartemen saja. Bagaimanapun hari ini sudah berjalan dengan baik. Masalahnya dengan gadis yang paling dicintainya dapat diselesaikan dengan baik.

Eeteuk merasa heran mengapa lampu di ruang tamunya menyala, padahal seingatnya dia sudah mematikan lampu kemarin. Ia menuju  ke ruang tengah. Tutuhnya tiba-tiba terasa membeku ketika melihat seorang gadis keluar dari dapurnya.

“Masih ingat padaku, Park Jungsoo?” kata gadis itu mendekati Eeteuk sambil membawa segelas jus jeruk.

“K..Kau??”

_to be continue_

skrip asli 3 September 2010
pindahan dari "rumah sebelah"

No comments:

Post a Comment