“Masih ingat padaku Park Jungsoo?”
“K..Kau?”
Gadis itu hanya diam menatap Eeteuk dingin.
“Jisoo-ya.. Kau sudah pulang… Aku sangat merindukanmu” Eeteuk mendekat hendak memeluk Soffie, gadis yang dipanggil Jisoo oleh Eeteuk, namun gadis itu menghindar dengan sengit.
“Jangan berani-berani menyentuhkan tangan kotormu di tubuhku!” gadis itu menyipitkan matanya.
“Baiklah, kalau kau masih marah padaku, Arasso. Syukurlah, sepertinya kau sehat-sehat saja. Oppa senang.
Tapi bagaimana kau bisa tahu apartemen Oppa?”
“Oppa kau bilang?! Kau masih berani menyebutkan kata itu di depanku? Tebal sekali mukamu!”
“Jisoo ya…” wajah Eeteuk berubah memelas.
“Kau tak tahu malu Park Jungsoo! Setelah bertahun-tahun menelantarkanku. Kau masih berani bertebal muka hah!! Ingat Park Jungsoo, kau yang membuangku…”
Gadis itu berhenti sejenak, mengontrol emosinya. Gelas yang sedari tadi dipegangnya ditaruhnya kembali di meja.
“Hmm… Pertanyaan yang bagus. Bagaimana aku tahu tempat tinggalmu?” gadis itu mendekati Eeteuk hingga nyaris tak ada jarak diantara mereka.
“Aku mengetahui semua tentangmu Park Jungsoo”
“Bersiaplah. Karena aku akan membuatmu merasakan apa yang sudah kurasakan selama 15 tahun ini. Aku akan membuatmu merasakan kesedihan hingga nafasmu terasa sesak dan jantungmu enggan berdetak!” Gadis itu mendesis.
Eeteuk ingin sekali memeluk gadis itu. meskipun saat ini mereka nyaris tak berjarak, tetap saja terlihat jurang kebencian diantara mereka.
Gadis itu beranjak pergi, tapi Eeteuk menghalanginya.
“Kau mau kemana?”
“Apa pedulimu!”
“Kau tinggal dimana? Biar kuantar”
“Huh, tenang saja. Aku tak akan jauh-jauh darimu. Aku tak ingin melewatkan sedikitpun ekspresi penderitaan dan rasa bersalahmu Park Jungsoo” katanya dengan senyum sinis yang sempurna menghias bibirnya.
Gadis itu pergi meninggalkan Eeteuk yang masih tertegun…
@ @ @
Kamar 1005
Gadis itu menutup pintu perlahan. Tubuhnya bergetar hebat. Kakinya kini tak lagi mampu menopang tubuhnya. Gadis itu jatuh terduduk.
Gadis itu memeluk dirinya sendiri rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya keras-keras untuk menghentikan ketakutannya. Air mata kini mulai menggenangi pelupuk matanya, namun dengan cepat air mata itu kembali mengering. Ia telah berjanji tidak akan pernah menangis lagi demi seorang Park Jungsoo.
Dikeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor speed dial…
“Ne…” suara di seberang.
“Oppa…”
“Jisoo-ya… Kau sekarang dimana?” tanya suara di seberang cemas.
“Oppa… Aku bertemu dangannya…” Suara Soffie makin terdengar bergetar. Membuat lawan bicaranya semakin cemas.
“Kau dimana sekarang? Apa di apartemen?”
“mm…”
“Aku kesana sekarang” laki-laki itu menutup sambungan telepon.
@ @ @
Laki-laki itu memasuki kamar apartemen Soffie tergesa-gesa. Ia memasuki ruangan dan mencari gadis yang begitu dicintainya. Ia menemukan Soffie duduk meringkuk ketakutan di ruang tamu. Dengan sigap dipeluknya gadis itu untuk mengurangi rasa ketakutannya.
“Jisoo ya, Oppa di sini. Jangan takut lagi” katanya sambil mengelus kepala soffie pelan.
“Oppa, katakan padaku aku bisa melewati ini. Oppa, katakan…”
“Pasti! Kau pasti bisa melewati ini. Kau adik Oppa yang paling kuat. Jangan takut lagi. Oppa akan selalu melindungimu” laki-laki itu semakin mempererat pelukannya.
Dipapahnya gadis itu ke tempat tidur. ia menunggui hingga gadis itu tertidur.
“Hwang Jisoo, kenapa kau harus memutuskan untuk melakukan hal ini? Pembalasan dendam ini terlalu kejam untukmu” ia mencium kening Soffie, lalu beranjak keluar kamar.
“Kyuhyun Oppa, kau mau kemana?”
“Oh, kau terbangun? Oppa mau ke dapur mengambil minum. Kau mau minum juga?” tawarnya.
Gadis itu menggeleng dan memejamkan mata kembali.
@ @ @
Hyosung bersiap berangkat ke kantor saat ia melihat mobil Eeteuk dari dalam rumah.
Ia keluar rumah dan menemukan Eeteuk duduk terpekur di depan gerbangnya.
“Jungsoo ya, kenapa duduk di sini? Kanapa tidak masuk?”
“Hyosung ah, bogoshipo ” Eeteuk memeluk Hyosung erat.
“Jagiiiiiiii, aku mau berangkat ke kantor” Hyosung melepaskan pelukan Eeteuk.
“Lagipula kenapa kau ke sini sepagi ini? Bukannya kau ada syuting?”
“Tidak jadi. Nanti sore baru ke studio.”
“Hmm… Ada apa? Kenapa kau bersikap aneh?”
“Aniya. Jagiya, aku ingin tidur di kamarmu sebentar” eeteuk berjalan masuk ke rumah diikuti Hyosung di belakangnya.
“Baiklah, tapi kutinggal ke kantor ya” Eeteuk hanya mengangguk.
“Oh iya. Aku tadi memasak sup iga sapi. Kalau kau lapar tinggal hangatkan di microwafe”
Hyosung buru-buru meninggalkan Eeteuk karena dia sudah terlambat.
@ @ @
Eeteuk terbangun karena Handphonenya berdering terus-menerus. Ternyata Eunhyuk yang meneleponnya.
“Ne…” Suara Eeteuk masih terdengar mengantuk.
“Hyung! Kau dimana? Dua jam lagi kita siaran! Manajer hyung sudah marah-marah ini…” kata Eunhyuk panik.
“Hmm.. katakan padanya aku akan sampai satu jam lagi.”
“Ppalli hyung. Sukira hari ini kedatangan tamu penting. ” kata Eunhyuk kemudian menutup teleponnya.
@ @ @
Sukira Studio
“Kau ini kemana saja, sih?” Manajer Eeteuk memarahinya begitu ia sampai di sana.
“Mianhae Hyung, tak akan kuulangi lagi” katanya bergegas memasuki studio dan meninggalkan manajernya yang masih dongkol.
“Hyung! Kau darimana saja? Kenapa mukamu kusut banget?” Eunhyuk memberondong pertanyaan pada Eeteuk yang baru datang. Eeteuk hanya diam saja.
“Hmm… Bukankah kemarin sudah berakhir bahagia Hyung? Hmm.. apa kau menginap di rumah Hyosung Nuuna??” Eunhyuk melirik Eeteuk.
“YAAA!!! Apa kemarin kau menguntitku lagi?” Eunhyuk hanya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Huh!! Dasar kau ini” katanya sambil menjitak kepala Eunhyuk.
“O iya, katamu akan ada tamu penting. Siapa?”
“Dia penulis terkenal yang misterius itu loh Hyung, Soffie Hwang. Katanya dia pulang ke Korea” Kata Eunhyuk langsung bersemangat. Eeteuk yang mendengarnya tersenyum.
“Dia penulis kesukaan Hyosung. Katanya dia tak pernah menunjukkan wajahnya di depan publik ya…”
“Iya Hyung, makanya aku yakin setelah siaran ini rating Sukira pasti langsung meningkat pesat. Soalnya dia menampakkan diri pertama kali disini. Nanti aku minta foto ah,, hehehe” Eunhyuk cengar-cengir.
@ @ @
Sementara itu, di luar gedung Sukira.
“Kau yakin tak ingin kutemani?” tanya Kyuhyun dari balik kemudinya.
“Tak usah Oppa. Jangan terlalu memanjakanku” Soffie tersenyum.
“Baiklah kalau begitu. Kutunggu di luar saja”
“Oppa, bukankah hari in kau ada pertemuan penting?” soffie mengingatkan Kyuhyun.
“Tapi kau lebih penting dari urusan Oppa yang manapun” katanya mengelus kepala Soffie pelan.
“Andai dia sepertimu, Oppa” soffie kembali termenung.
“kalau kau mau memberinya kesempatan, Oppa yakin dia pasti juga akan menyayangimu”
Ekspresi Soffie seketika berubah tegang.
“Jangan pernah katakan hal itu Oppa. Jangankan kesempatan, memaafkan aku takkan sudi” Soffie beranjak keluar dari mobil.
“Oppa pergilah, kolegamu pasti menunggu. Aku tak apa sendiri.”
“Tapi kalau sudah selesai telepon Oppa ya, biar kujemput.”
“Arasso”
Gadis itu memasuki gedung KBS dengan percaya diri.
@ @ @
Breeze café…
Kyuhyun berjalan cepat mendatangi perempuan yang telah lama duduk di sana.
“Mianhamnida, Hyosung-ssi. Saya terlambat” Kyuhyun menyesal.
“Gwenchansemnida Kyuhyun-ssi. Anda adalah orang yang sangat disiplin. Kalau anda terlambat berarti memang ada hal yang sangat penting yang harus didahulukan” Hyosung tersenyum.
“Oke. Silakan dimulai presentasi anda”
“Baiklah, Konsep iklan untuk café anda yang saya susun seperti ini…” Hyosung memulai presentasinya untuk mempromosikan café milik Kyuhyun.
Kyuhyun yang menyukai konsep promosi Hyosung menyetujui dan langsung menandatangani kontrak kerja.
“Terima kasih Kyuhyun-ssi”
“Ne, sama-sama. Mohon kerja samanya”
“Saya benar-benar minta maaf masalah keterlambatan saya tadi Hyosung-ssi” Hyosung hanya tersenyum.
“Tak apa Kyuhyun-ssi. Hmm.. kalau boleh tahu, masalah apa yang sampai membuat anda sampai terlambat?”
“Saya mengantar adik saya interview ke Sukira.”
“Sukira? Jadi adik anda ingin bekerja di Sukira?”
“Aniya. Adik saya jadi tamu di sukira. Dia yang diwawancarai. hehe”
“Oooh” Hyosung tersenyum faham.
“Tapi saya baru tahu kalau anda punya adik Kyuhyun-ssi”
“Sebenarnya kami tak ada hubungan darah. Kami hanya dua orang yang sama-sama bertahan hidup di negeri orang. Waktu saya masih di Indonesia, saya belum memiliki apa-apa. Dialah yang selalu menyemangati saya.”
Hyosung mendengarkan dengan seksama. Dia bisa menangkap ada sesuatu yang lain dari cerita Kyuhyun.
“Kami sama-sama berusaha keras. Hingga akhirnya saya bisa mendirikan perusahaan seperti ini dan dia jadi novelis terkenal”
“Novelis?” tanya Hyosung tiba-tiba.
“Ya, novelis. Anda pernah dengar nama Soffie Hwang Hyosung-ssi? Dia adikku” kata Kyuhyun bangga.
“Soffie Hwang? Adikmu?? Oh maaf, adik anda? Saya salah satu pengemarnya!” Hyosung bersemangat.
“Benarkah? Haha.. Wah sepertinya dia terkenal di sini”
“Benar Kyuhyun-ssi. Dia memang terkenal. Tapi tak ada seorangpun yang tahu bagaimana wajahnya. Kyuhyun-ssi, maukah anda mempertemukan saya dengan dia?”
“Haha, tentu saja. Setelah ini saya akan menjemputnya untuk makan siang. Kalau anda ingin bertemu dengan dia, silakan ke kantor saya besok. Dia besok di sana.” Kyuhyun tersenyum geli melihat Hyosung yang penasaran dengan adiknya.
“Kyuhyun-ssi. Anda pasti sangat mencintainya” kata Sangmi tiba-tiba. Hyosung kaget.
“Tentu saja” dia tersenyum.
“Aniyo. Maksud saya anda pasti mencintainya melebihi dari seorang adik” Hyosung tersenyum. Kemudian dia menyadari sesuatu.
“Oh, maaf kalau saya lancang” Hyosung malu.
“Tak apa. Hmm… Apa begitu terlihat?” Hyosung mengangguk.
“Dari cara anda bercerita tentang dia. Apa dia tahu?”
“Belum. Dia kembali ke Korea karena ingin menyelesaikan sesuatu dengan seseorang. Setelah itu aku akan membawanya kembali ke Indonesia.” Kata Kyuhyun sambil melihat Sungai Han. Semoga rencanaku berhasil, batinnya.
@ @ @
_to be continue_
skrip asli 6 September 2010
pindahan dari "rumah sebelah"